Kamis, 30 Januari 2014

Analisa PasaR


Analisa PasaR
Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan atau penyelenggaran untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar akan menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya pasar dan karakteristik pasar. Keberhasilan usaha perusahaan dapat ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang di terapkannya dengan dasar memeperhatikan situasi dan kondisi dari analisis pasarnya. Di dalam mengnalisis pasar, perusahaan perlu meninjau jenis pasar produknya, motif dan perilaku, segmenp[asatr dan penentu sasaran pasarnya. Masalah yang perlu dianalisis di dalam pasar adalah besarnya pasar, ruang lingkup pasar, struktur pasar, share pasar, serta peliuang-peluang pasar. Megenai besarnya pasar dapat di tentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa yang di butuhkan para konsumen. Sedangkan mengenai ruang lingkup pasar, biasanya mencakup luasnya pasar, misalnya luas pasar menurut geografis, pendidikan para konsumen, profesi para konsumen, tingkat umur para konsumen, dan lain sebagainya.
Struktur pasar adalah susunan suatu kekuatan yang terdapat pada penjual, maupun pada pihak pembeli sendiri. Di dalam analisis pasar selalu menyangkut masalah letak (lokasi) pasar, periklanan, luasnya pasar, sifat-sifat pasar, dan karakteristik pasar.
Tujuan analisis pasar , yaitu :
1) Mengenal lingkungan pasar,
2) Mengenal tipe-tipe pasar,
3) Mengetahui karakteristik pasar,
4) Menentukan keputusan yang tepat,
5) Menghadapi para pesaing,
6) Melaksanakan kebijakan dalam pemasaran,
7) Membuat program dalam bidang pemasaran, dan
8) Mengenal cirri-ciri pasar.

Adapun permasalahan di dalam ruang lingkup analisis pasar antara lain, yaitu :
• Barang dan jasa yang di pasarkan
Barang-barang dan jasa yang di produksi oleh perusahaan, berdasarkan analisis pasar yaitu:
a. jenis dan sifat barang,
b. kuantitas dan kualitas barang,
c. warna dan ukuran barang,
d. desain dan model barang,
e. merek dan harga barang,
f. barang-barang industry dan konsumsi.
• Tujuan analisis
Tujuan mengadakan analisis pasar adalah ingin mengetahui siapa-siapa yang memakai, menggunakan barang dan jasa, apakah barang tersebut untuk di konsumsi sendiri atau di jual kembali.
• Letak pasar, sifat dan karakteristik pasar
Seorang manajer pemasaran harus mengetahui tentang letak pasar, berikut sifat dan karakteristik yang akan di tuju. Dalam hal ini, agar manajer memudahkan melaksanakan target market, market strategy dan segmentasi pasar.
• Organisasi pembelian
Seorang manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang membeli barang, siapa yang menggunakan barang, siapa yang paling berpengaruh di dalam pembelian barang dan lain sebagainya.
• Kegiatan pembelian
Di dalam kegiatan pembelian, meliputi dari saiap pembelian barang di lakukan, di mana pembelian barang di lakukan, bilamana pembelian barang di lakukan, berapa harganya baranga, berapa banyaknya barang yang di beli, bagaiman persyaratan di dalamn pembelian barang, dan bagaimana cara pembeliannya.
• Perkembangan pembelian
Di dalm analisis pasar, perusahaan harus mengetahui bagaimana perkembangan harganya barang, bagaimana persedianya barang, bagaimana keadaan persainganya, bagaimana keadaan permintaan dan penawarannya.
• Saingan perusahaan
Di dalam analisis pasar, perusahaan harus mengetahui keadaan persainganya, apakah ada melakukan tindakanb mengejutkan atau adakah saingan yang tidak sehat.
Pada kenyataanya jika hasil produk tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para konsumen, berarti perusahaan yang bersangkutan mengalami kegagalan di dalam usahanya. Barang-barang yang di hasilakn oleh perusahaan, bermanfaat dan berfungsi tidaknya di tentukan dan dim putuskan oleh para konsumen atau para pembeli. Berhasil tidaknya barang yang di buat oleh perusahaan, di tentukan oleh penilaian para konsumen atau para pembeli yang memebutuhkannya.
Suatu barang betapapun bermanfaat atau berguna, ada kemungkinan tidak akan di beli jika barang tersebut tifak di kenal oleh para konsumen. Oleh Karena itu perusahaan harus cepat mempromosikan barang-barang yang di buatnya agar dapat mempengaruhi para konsumen, serta agar dapat menciptakan permintaan. Berdasarkan analisis mrnggiatkan penjualan barang, cara terbaik memperkenalkan barang-barang yang di buat oleh perusahaan adalah melalui jalur promosi dan pelaksanaanya di mulai melalui pemasangan iklan, pemasangan iklan dapat di lakukan melalui surat kabar, majalah, TV, radio, pamerandan lain sebagainya. Dengan menggiatkan penbjualan barang melalui promosi, di harapkan perusahaan yang bersangkutan dapat meningkatkan penjualan harganya, serta dapat meningkatkan omzet penjualanya.

Keuntungan perusahaan melaksanakan analisis di dalam rangka menggiatkan penjualan barang-barangnya adalah sebagai berikut :
Perusahaan akan dapat meningkatkan omzet penjualan barangnya.
Perusahaan akan memperoleh keuntungan yang di harapkanya.
Perusahaan dapat meningkatkan produksinya.
Efisiensi modal perusahaan dapat di tingkatkan.
Piutang-piutang perusahaan waktunya dapat di perpendek.
Barang-barang perusahaan yang bersangkutan akan menjadi terkenal.
Hasil produksi perusahaan yang bersangkutan sangat di gemari konsumen.
Perusahaan akan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Tingkat frekuensi para konsumen atau para pembeli di dalam membeli suatu barang di tandai dengan sering tidaknya membeli barang dan tergantung kepada tingkat konsumsinya barang tersebut.sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dalam pembelian barang-barang adalah :
Faktor umur konsumen,
Faktor pendidikan konsumen,
Faktor selera konsumen,
Faktor pendapatan konsumen,
Faktor agama konsumen,
Faktor budaya konsumen,
Faktor banyaknya keluarga,
Faktor musim

Minggu, 19 Januari 2014

Mencari Peluang

Catatan Bisnis (Mencari Peluang_bagian 1)

-> Di dunia ini yg jumlah penduduknya milyaran, semua orang tidak ada yg sama, meskipun kembar sekalipun. Begitupun kebutuhannya, juga tidak sama. Ketidaksamaan tersebut menjadikan manusia saling membutuhkan dan mengharuskan bisa saling melengkapi satu dengan yg lain. Lalu, terjadilah pertukaran atau barter antar kebutuhan dari masing-masing manusia tersebut. Seseorang akan menukarkan barangnya yang dibutuhkan orang lain dengan barang orang lain yang dibutuhkan orang tersebut. Lalu pada jaman sekarang untuk mempermudah pertukaran, dibuatlah standar alat tukar, yaitu uang.<-
Kira-kira begitulah asal mula terjadi sesuatu yg bernama ‘jual beli’. 

Dari landasan berpikir yang sangat mendasar tersebut, kita bisa menarik kesimpulan sederhana bahwa jual beli itu pada prinsipnya terjadi karena adanya perbedaan kebutuhan pada tiap manusia. Dengan perbedaan tersebut, maka terbukalah pasar yang sangat luas. Oleh karena itu, peluang usaha yang munculpun akan berbanding lurus dengan pasar yang ada, yaitu sangat luas. 

Ada 2 aliran marketing dalam membagi peluang pasar:

1. Blue Ocean (lautan biru)

Yaitu terjun ke area bisnis yang rendah persaingan atau bahkan tanpa pesaing. Caranya adalah dengan menciptakan pasar baru; yaitu menawarkan produk atau jasa baru di masyarakat. Baru yang dimaksud bukanlah baru secara mutlak. Bisa produk/jasa baru yang belum pernah ada, atau bisa baru dalam hal kemasannya, pelayanannya, atau lainnya. Sehingga karena tidak ada pemain lain yang sama dengan produk/jasa kita, maka seakan kita memonopoli pasar. 
Kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan pada model ini. Kemudian, penentuan harga produk/jasa kita juga akan sangat bebas bagi kita dalam membandrolnya. Berbeda jika sudah ada produk lain yg sama, tentunya kita akan mempertimbangkan penentuan harga dibanding pemain lain tersebut. 

Kelemahan pada model ini, kita butuh modal relatif lebih besar dan waktu yg lebih lama sebagai bagian dari ‘pengorbanan awal’ dalam mengedukasi masyarakat (calon pasar). Kita semua tahu, tidak semua sesuatu yang baru itu akan langsung diterima masyarakat. Edukasi dan promosi yang bagus, modal yang cukup, kesabaran, dan konsistensi akan sangat membantu bisnis kita. 

Di perusahaan (developer) tempat saya bekerja dulu punya gol akan mengembangkan kawasan wisata sejarah dan budaya, dimulai dengan pembangunan rumah-rumah berdesain Jawa Klasik, hotel dan villa yang eksotik dengan lingkungan bernuansa ‘ndeso’. Jika para developer lain mencari tanah property yang dekat dengan kota dan keramaian, justru di tempat kami sebaliknya. Harga rumah di tempat kami pun sangat tinggi meskipun jauh dari kota dan keramaian. Sehingga, pada masa perintisan di tahun-tahun pertama, omset yg dihasilkan sangat sangat minim. Anda bisa bayangkan, pengeluaran untuk menggaji karyawan belum termasuk biaya operasional kantor dan lainnya sebesar ratusan juta tiap bulan, tetapi pemasukan dari penjualan rumah hanya puluhan juta. 

Pun demikian halnya kita juga bisa melihat contoh lainnya, yaitu Nusa Dua, Bali. Dulu di awal pembentukan lingkungan kawasan disana, membutuhkan energi sangat sangat besar. Dana, tenaga, pikiran, hingga berdarah-darah untuk bisa membranding kawasan tersebut jadi seperti sekarang. Sekarang harga properti di sana sudah berpuluh-puluh lipat dibanding dulu di masa perintisan. 

Resiko lain dari model Blue Ocean ini adalah produk/jasa kita ternyata tidak diterima pasar, tidak laku, tidak sesuai dengan ‘hati’ pasar. Ini adalah resiko paling menyakitkan bagi pebisnis pemula. Kemudian ada resiko lagi, yaitu jika bisnis kita laku di pasar dan berhasil mengeruk keuntungan besar, maka akan segera bermunculan pengekor bisnis kita. Ini sudah hampir pasti. Mereka pengekor ini adalah pemain yang masuk ke area Red Ocean (lautan merah).

2. Red Ocean (lautan merah)

Prinsip yang dipakai dari model ini adalah: ada gula ada semut. Artinya, dimana ada bisnis yg laku berarti disana ada pasar (konsumen), dimana ada produk laris disana pasarnya banyak. Sehingga kita tidak perlu lagi repot-repot eksperimen produk baru, survey pasar, tes rasa, dan lain sebagainya, tetapi kita tinggal nyontek aja bisnis yang sudah ada dan kita bersaing dengannya. 

Model ini enaknya selain yang disebutkan di atas, kita juga tidak perlu cari-cari lokasi bisnis yang strategis. Karena prinsip dari model ini, lokasi paling strategis adalah lokasi di dekat pemain sejenis lain yang sudah ramai. Seperti misalkan kita mau buka depot ayam bakar, maka kita tinggal menempatkan depot kita di dekat depot/warung/restoran lain yang sudah ramai. Kenapa? Karena disitu pasarnya sudah siap. Disitu sudah banyak orang yang suka ayam bakar, sehingga kita tidak perlu lagi banyak promosi untuk mencari orang yang suka ayam bakar. 

Saya pernah jualan nasi pecel. Saya cari tempat strategis, di dekat perempatan dan dekat pertokoan dan Alfamart. Dan di sekitar situ tidak ada penjual makanan/nasi seperti saya. Kemudian saya genjot dengan promosi, bikin undangan gratisan, dan pasang banner besar “Gak Enak Gak Usah Bayar”. Alih-alih berhasil jualan saya ramai, ternyata sepi sama sekali. Bahkan dalam beberapa hari hanya ada 2 pengunjung, itupun salah satunya teman saya sendiri. Ini sungguh ada something errornya nih. Lalu saya berhenti kontrak tempatnya karena duit saya habis. Kemudian saya coba jualan di lokasi lain. Saya pasang rombong saya di dekat penjual makanan sejenis lainnya. Saya hitung, di sepanjang jalan ini, setidaknya ada 10 penjual yang juga menjual nasi pecel. Saya jalan aja, tanpa promosi, tanpa brosur dan spanduk. Eh, ternyata jualan disini malah laris. 

Kembali ke Red Ocean. Dengan kemudahan memanfaatkan model ini, kita bisa menghemat dana eksperimen, hemat biaya survey, dan hemat dana promosi. Tetapi karena dinamakan Red Ocean, maka kita harus siap dengan ketatnya persaingan, saingan kualitas produk, saingan kualitas pelayanan, dan lainnya. Di samping itu kita juga harus siap disikut tetangga, tidak disukai tetangga, bahkan bisa jadi pesaing kita akan menyantet kita, hehehe… Saya dapat cerita dari seorang penjual es dawet. Dia waktu awal jualan dulu dimusuhi tetangga jualannya yang jualan es degan. Bilangnya merebut pelanggan. Hingga sampai-sampai bawa clurit segala. Begitulah resiko jualan, kata saya. 

Saya tidak sedang menghakimi kedua model bisnis di atas. Karena saya melihat, masing-masing pemegang model tersebut saling mengejek. Para penulis buku marketing aliran Blue Ocean menyindir pemain Red Ocean tidak punya kreatifitas tidak mau berusaha sendiri dan suka sabotase punya orang. Begitupun sebaliknya, aliran Red Ocean menyindir lawannya tidak cerdas, terlalu idealis, tidak realistis.

Saya hanya ingin sharing saja. Kita bisa mengambil kebijakan sendiri, mana yang paling sesuai dengan karakter kita, isi kepala kita, isi dompet kita, dan kekuatan kita. Semoga bermanfaat. 

Ditulis oleh seorang penjual bumbu pecel, di Malang

Selasa, 14 Januari 2014

SELF LEADERSHIP Dan SELF DEVELOPMENT

 PROPHETIC LEADERSHIP
SELF LEADERSHIP Dan SELF DEVELOPMENT
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillahirobbil‘alamin, segala puji kami haturkan kehadirat Allah SWT yang selalu senantiasa melimpahkan Rahmat dan Taufik-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menikmati kehidupan didalam dunia ini dengan nikmat Iman dan nikmat Islam yang kita rasakan sampai saat ini.
Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita semua menuju jalan yang penuh dengan cahaya kebenaran.
Makalah ini tidak akan terselesaikan manakala tidak ada dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya kami haturkan terimakasih kepada  Ustadz Ulil Multazam M.Pd.I yang telah membimbing kami dalam penulisan ini, yang sekaligus Dosen pembimbing mata kuliah ini yang turut serta mendukung, mengarahkan serta memotivasi dalam menyelasaikan makalah ini.
Makalah ini tidak lain hanyalah sekelumit uraian seputar Pembentukan Pribadi Pemimpin yang masih jauh dari harapan sebagai sebuah maha karya yang ideal. Untuk itu saran dan masukan dari para pembaca yang haus ilmu senantiasa kami harapkan terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Prophertic Leadership. Meski demikian, semoga tulisan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam bi Ash Shawab.
BAB I
Pendahuluan
Kesuksesan memimpin suatu organisasi atau masyarakat tidak dapat terjadi begitu saja tampa memiliki kemampuan dan memimpin diri sendiri, Carol A. Connor dalam bukunya leadership in A Week mengungkapkan bahwa pemahaman diri bagi seorang pemimpin  bisa dijadikan dasar untuk memperbaiki kinerja ataupun meningkatkan kepercayaan diri dan pemahamanya terhadap orang lain[1]. Sebuah ungkapan mengatakan “ Anda tidak akan mampu memimpin orang lain jika anda tidak dapat memimpin diri sendiri” covey mengatakan bahwa dengan kepemimpinan diri yang baik akan menjadi proaktif,inisiatif,aktif serta lebih lebih bertanggung jawab terhadap hidupnya[2].
Jadi dari kedua pendapat diatas mengambarkan bahwa kemampuan memimpin pribadi akan memberikan feadback pada bawahanya dalam kontek kepemimpinanya dimana arti dari kepemimpinan itu adalah pengaruh antarpribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu yang diarahkan dalam proses komonikasi[3]. Namun apabila diri pribadi sebagai penggerak tidak dapat memimpin pribadi bagaimana dengan anggotanya.Tentu keadaan seperti ini akan berpengaruh terhadap kinerja antar pribadi dalam suatu kelompok.
Kesuksesan kepemimpinan Nabi Muhammad  SAW dari berbagai bidang itu tidak terlepas dari kemampuanya dalam memimpin dirinya sediri, pada kesempatan ini pemekalah akan membahas beberapa dari gambaran tentang pribadi kepemimpinan Rasulullah SAW (pembentukan pribadi Rasulullah, pentingnya self leadership, self dicipline, hubungan self leadership & organizational leadership, self leader & stress menengement) yang memberikan teladan dalam self leadership.
BAB II
Pembahasan
A .Pembentukan Self Leadership  
Muhammad SAW adalah seorang putra dari Abdullah dan Aminah ia dilahirkan dalam keadaan yatim namun beliu masih beruntung mempuyai seorang ibu  yang peduli dan sayang padan-Nya untuk mendapatkan pendidikan berbahasa yang fasih dan terbebas dari debu metropolis mekkah, mereka menitipkan anaknya kepada Halimah untuk diasuh di perkampungan yang relatif bersih yaitu jauh dari pengaruh jahat kota.
Halimah menilai pertumbuhan Muhammad SAW berbeda dengan anak-anak yang lainya.Muhammad SAW sudah dapat berbicara dengan baik dan jelas sebelum beliu mencapai usia 9 bulan dan beliu sudah menunjukkan sifat kedewasaanya yaitu menjauhi yang kotor,tidak suka menangis kecuali dibiarkan telanjang hingga dilihat oleh orang, kebiasaan diwaktu kecil terbawa hingga dewsa seperti merenung,menyendiri tidak terlalu suka pada keramaian dll.
Setelah Halimah merasa cukup untuk menyapih-Nya,dia mengembalikanya kepada Aminah namun Ibunda Rasulullah SAW tidak menyetujuinya peryataan Halimah karna Muhammad masih belum mampu untuk menghidupi suasana kota lalu Halaimah tidak panjang lebar untuk membawanya kembali, Muhammad SAW mulai bergaul dengan temanya di alam bebas sambil belajar mengembalakan kambing.
Pendidikan kepemimpinan Rasulullah SAW mulai sejak ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib yang sudah mencapai umur 80 tahun.Walaupun demikian ia turun tangan untuk mengasuhnya dan besar perhatianya pada Muhammad, hubungan dengan kakeknya tidak berlangsung lama. Kakeknya meninggal setelah dua tahun Aminah meninggal atau 8 tahun sesudah kegagalan pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah. Lantas beliau menitipkan Muhammad pada Abu Thalib yang merupakan paman beliau..
Selama hidup dengan Abu Thalib Muhammad berusaha tidak memberatkannya. Beliau berusaha meringankan beban pamannya dengan  memelihara kambing naik turun bukit di sekitar kota mekkah menginjak usia 12 tahun. Muhammad menyertai pamanya untuk berdagang ke suriah , Abu Thalib tidak berniat mengajaknya karna medan yang ia lalui sangat sulit melewati padang pasir. Namun Muhammad bersikeras untuk ikut. Hingga beliu mempuyai pengalaman  perdagangan keluar kota mekkah seiring bertambahya usia yang sudah beranjak dewasa, ia ikut zubair beliu merupakan adik dari Abu Thalib ia banyak terlibat demgan pergaulan umum di mekkah maupun di luar kota mekkah akan tetapi beliu tidak terlarut dalam pola kehidupan umum seperti perjudian atau minuman keras.
Muhammad dikenal pemuda yang jujur dan teguh memegang janji,sehingga jika  ada orang  yang ingin menitipkan uang ia mencari Muhammad dan beliu mengorbankan kepentingan pribadi hanya untuk menepati janji tidak heran jika semua penulis mengatakan pemuda ini mendapat gelar Al Aminorang yang terpercaya dari penduduk mekkah.
B .Pentingnya Self Leadership
Kelirunya pemaknaan terhadap kepemimpinan yang kita ketahui yaitu suatu jabatan atau kedudukan,padahal ada hal yang terpenting kaitanya dengan kepemimpinan diri sendiri sebagaimana Nabi Muhammad bersabda bahwa setiap diri kita adalah pemimpin. mengapa demikian? sebab dengan adanya kepemimpinan diri kita pribadi supaya kita tidak gagal menjalani hidup. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa esensinya manusia dilahirkan ke muka bumi ini untuk memimpin baik diri kita, keluarga kita maupun tataran Negara pada umumnya.
   Sebagaimana Allah berfirman yang artinya sebagai berikut Q.S Al-baqarah ayat ke 30:
 Dan ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat”Hendak aku menjadikan khalifah dimuka bumi.
       Dan Nabi juga menegaskan melalui Hadistnya yang artinya sebagai berikut:
     Masing-masing kalian adalah pemimpin,dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinanya.
 Bagaimana kondisi kepemimpinan yang kita rasakan  pada era global ini? sebagaimana yang kita lihat pada era global ini bahwa pada akhir-akhir ini bangsa kita kehilangan arah hingga tidak tahu siapa yang dapat dijadikan panutan, dengan maraknya para koruptor atau pembagunan kekuasaan dengan basis yang rapuh. Ketika rakyat tahu apa yang sesungguhnya terjadi maka munculah perlawanan seperti reformasi 1998 dan membuat kondisi yang tidak harmonis atau tidak damai dalam bangsa. Apakah ini merupakan krisisnya suatu teori leadership? Sudah cukup banyak buku-buku tentang kepemimpinan yang tersebar keseluruh penjuru dunia yang menawarkan berbagai cara terbaik menjadi pemimpin, pada kenyataanya belum mampu menerjemahkan teori kepemimpinanya untuk diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Safi’i antonio dalam bukunya Leadership & Menegement Spectrum Nabi Muhammad SAWbahwa krisisnya keberanian dalam mewujudkan pengetahuan tersebut ke dalam bentuk nyata. Dimana keberanian ini merupakan suatu konsekuensi dari kesadaran seseorang. Kesadaran merupakan prasyarat bagi pengembagan kompetensi dalam memimpin orang lain, maka perlu memahami tingkat kesadaran yang mendalam pada indentitas diri. Pada intinya self leadership yaitu kemampuan diri dalam  mengendalikan hawa nafsu dimana melawan hawa nafsu ini yaitu dapat mengkordinasikan niat, pikiran dan prilaku, agar nafsu ini disalurkan sebagaimana mestinya.
  
C . Self Leadership & Self Dicipline
Self Leadership merupakan dasar dari segala bentuk kepemimpinan. Self leadership yang berarti self dicipline merupakan aktifitas yang paling berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan orang lain. Lain halnya dengan kepemimpinan organisasi atau team dimana kita dapat dikoreksi apabila kita berbuat salah.
Disamping itu dalam memimpin diri sendiri seringkali melakukan self exuse (memaafkan diri sendiri) kalau melakukan salah jarang kita melakukan self punishment, ketika kita memimpin orang lain akan lebih mudah memberikan sanksi pada bawahanya kalau ia melakukan kesalahan.
D .Hubungan  Self Leadership & Organizational Leadership
Jika anda tidak dapat memimpin diri anda dengan baik, maka orang lain akan melakukanya. Kata Jagdish salah satu alumni Harvad Businnes School dan penulis buku manging your self 1991. Jika seseorang tidak dapat memimpin diri sendiri dengan baik, maka ia tidak akan memimpin orang lain dengan efektif.
Memimpin diri sendiri berarti mengembangkan kemampuan dan proses untuk mengalami tingkat pengenalan diri yang lebih tinggi, melebihi ego reaktif. Hal ini akan memfasilitasi perjalanan dari batas batas rektif ke keberanian untuk proaktif pada akhirnya membawa kepada kesadaran kreatif (suatu sintesa dari kecerdasan intelektual, intuitif, dan emosi).
E .Self Leadership & Stress Management
   Salah satu mamfaat dari self leadership yang efektif adalah munculnya keberanian dalam arti luas yang berarti berani untuk memiliki mimpi yang bersifat besar  dan berani melangkah untuk menghadapi segala  resiko yang akan menghadang, salah satu rahasia munculnya keberanian yaitu dengan mengelola dinamika batin serta meredam dari takut kalah atau kehilangan.
Menurut Robbin stres adalah kondisi dinamis dimana seseorang dihadapkan pada peluang,tuntutan, atau sumber daya  yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu tersebut dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. menurut michael, stres merupakan suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu yang merupakan konsekwensi dai setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang.[1]
 Banyak eksekutif yang percaya bahwa stress is beautiful. Menurut mereka stress sampai batas-batas tertentu akan mendorong untuk meningkatkan kinerja. Lebih dari itu mereka mengatakan  seharusnya kita tidak boleh puas dengan kinerja telah diraih karena kepuasan akan memperlemah semangat untuk melakukan lebih  baik lagi. Ada orang yang yang mengamalkan perinsip untuk menjadi orang sukses” Bekerja keras setiap hari untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan sendiri atau perusahaan” Namun perinsip seperti ini lambat laun akan merasakan kelelahan baik fisiologis maupun psikilogis.
Sebenarnya ada missing link antara keberhasilan dan kebahagiaan, yaitu hilangnya kesadaran akan seseorang. Oleh karena itu sangat penting memahami dan mempelajari bagaimana mengelola dan memimipin dinamika batin seseorang, diri sendiri untuk mencapai puncak kinerja berkelanjutan dan kepuasan batin terus menerus. Seringkali orang mencapai kinerja puncak, tetapi sebagian besar diperoleh dengan memendam rasa takut kalah atau kehilangan (takut kehilangan apa yang telah dicapai sekarang dan apa yang dicapai dimasa yang akan datang).
Hal ini sangat penting karena dari leadership adalah mengenali, menemukan, dan mengidentifikasi diri yang sesungguhnya. Leadership adalah bagaimana orang mempuyai kebiasaan proaktif dan kreatif, pada keyataanya kita bersifat reaktif, sebab mengidentifikasi diri kita pribaadi yaitu tubuh, pikiran dan emosi yang disebut identitas ego. Agar tidak mengalami titik kejenuhan apa yang kita telah tercapai dan tidak merasa takut untuk bertindak lebih baik, maka perlu memposisikan kesadaran dan pengalaman kedalam batin.
Cara praktisnya yaitu dengan cara meditasi atau yoga. Dalam islam, hal ini dapat dilakukan dengan dzikir, dzikir asmaul husna, shalat dan tafakkur dan puasa cara, seperti ini akan menemukan diri yang seutuhnya,yang dapat menenangkan emosi diri,dan sebagainya. Latihan seperti ini tidak hanya merileksasikan tapi menimbulkan perasaan positif dan senang. Dengan cara ini seseorang akan memfungsikan diri yang riang dan proaktif melalui ego bukan ego yang reaktif.
 Kesimpulan
Jadi kepemimpinan dimulai dari lingkungan yang terkecil yaitu diri sendiri karna dengan memimpinan  diri  sendiri adalah sebagai kunci keberhasilan memimpin orang lain. Muhammad SAW memberikan teladan  dan tuntunan dalam memimpin diri sendiri. Kesuksesan memimpoin diri sendiri mampu mengatasi berbagai rintangan. Dalam memimpin diri sendiri akan membuka jalan bagi kesuksesan dalam kepemimpinan-kepemimpinan yang melibatkan orang lain.

Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM)




Pengukuran Performansi Kualitas

KATA PENGANTAR 
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan yang ada di dunia ini salah satunya adalah nikmat kesehatan sehingga penulis bisa menulis makalah ini dan menyelesaikannya tanpa ada masalah yang begitu besar.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada pemimpin seluruh umat islam yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dan membimbing kita dari jaman kebodohan menuju kebenaran islam yang hakiki.
Berikutnya pelulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Berkenaan dengan tugas dalam makalah ini, tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENGUKURAN PERFORMANSI KUALITAS

Salah satu elemen penting dari manajemen kualitas terpadu (totali quality management TQM) adalah membuat keputusan berdasarkan data (fakta), dan bukan berdasarkan pada opini. Data diperoleh melalui pengukuran performansi kualitas.
Pengukuran kualitas paling sedikit akan memberikan dua manfaat untuk pembuatan keputusan, yaitu: Informasi tentang status performansi bisnis saat sekarang, dan Identifikasi untuk perbaikan performansi bisnis itu.
Karena hasil dari pengukuran kualitas akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan kualitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, maka kondisi yang diperlukan untuk mendukung pengukuran kualitas yang sahih (valid) antara lain adalah:
A.  Persyaratan Kondisional dalam Pengukuran Kualitas
Beberapa kondisi yang diperlukan untuk mendukung pengukuran kualitas yang sahih (valid) adalah:
  1. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program.
  2. Pengukuran kualitas dilakukan pada sistem secara keseluruhan. Dimulai sejak adanya gagasan uncuk membuat produk sampai masa berakhir penggunaan produk itu.
  3. Pengukuran kualitas seharusnya melibatkan semua individu yang terlibat dalam proses itu. Karena pengukuran kualitas berorientasi pada proses kerja, seyogianya tanggung jawab dari pengukuran kualitas berada pada setiap individu yang terlibat dalam proses kerja pada sistem itu.
  4. Pengukuran seharusnya dapat memunculkan data, di mana nantinya data itu dapat ditunjukkan atau ditampilkan dalam bentuk peta, diagram, tabel, hasil perhitungan statistik, dan lain-lain.
  5. Pengukuran kualitas yang menghasilkan informasi – informasi utama seharusnya dicatat tanpa distorsi, yang berarti harus akurat.
  6. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh untuk pengukuran performansi kualitas dan perbaikannya.
  7. Program-program pengukuran dan perbaikan kualitas seharusnya dapat diuraikan dalam batas-batas yang jelas sehingga tidak tumpang-tindih dengan program yang lain.
B. Pengukuran Performansi Kualitas pada Tiga Tingkat

Pengukuran kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu: padatingkat proses (process level), tingkat output (output level), dantingkaoutcome (outcome level).
  1. Pengukuran pada tingkat proses mengukur setiap aktivitas dalam proses dan karakteristik input yang diserahkan oleh pemasok (supplier) yang mengendalikan karakteristik output yang diinginkan. Contohnya adalah lama waktu menjawab panggilan telepon, persentase material cacat yang diterima dari pemasok, siklus waktu produk, banyaknya inventori barang setengah jadi, dan lain-lain
  2. Pengukuran pada tingkat output mengukur karakteristik output yang dihasilkan dibandingkan dengan spesifikasi karakteristik yang diinginkan pelanggan. Contohnya adalah banyaknya unit produk yang tidak memenuhi spesifikasi tertentu yang ditetapkan (banyak produk cacat), kualitas dari produk yang dihasilkan, dan lain-lain.
  3. Pengukuran pada tingkat outcome, mengukur bagaimana baiknya suatu produk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Contohnya adalah banyaknya keluhan pelanggan yang diterima, banyaknya produk yang dikembalikan oleh pelanggan, tingkat ketepatan waktu penyerahan produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan, dan lain-lain
C. Aspek-Aspek Yang Perlu Diukur dalam Program Pengukuran Kualitas
Dalam melaksanakan pengukuran performansi kualitas, pada dasarnya kita harus memperhatikan aspek internal dan aspek eksternal dari suatu organisasi. Dalam organisasi bisnis, aspek internal dapat berupa tingkat kecacatan produk, biaya-biaya karena kualitas jelek (non-quality costs)seperti pekerjaan ulang, cacat, dan lain-lain, sedangkan aspek eksternal dapat berupa kepuasan pelanggan, pangsa pasar (market share), dan lain-lain.
Riset kepuasan pelanggan sebagai suatu alat untuk menjaring informasi tentang keinginan pelanggan, harus dirancang mengikuti beberapa prinsip dasar berikut :
  1. Riset harus berfokus pada harapan pelanggan yang berkaitan dengan kualitas dan jenis produk yang diinginkan oleh pelanggan
  2. Riset harus berfokus pada kualitas dari produk
  3. Seluruh karyawan harus dilibatkan dalam mengembangkan ukuran-ukuran kepuasan pelanggan
  4. Data kualitatif dan kuantitatif harus dikumpulkan.
  5. Pertanyaan-pertanyaan dalam survai atau wawancara harus spesifik serta ber-sifat mudah untuk mengumpulkan dan mencatat data itu.
  6. Instrumen riset harus dirancang sedemikian rupa sehingga manajemen dan/atau karyawan dapat mengambil tindakan berdasarkan hasil dari riset itu.
  7. Penghargaan atau sistem insentif terhadap perubahan positif yang didasarkan pada hasil-hasil dari survai harus konkret dan cukup berharga/bernilai.
Pengukuran yang akan dilakukan seharusnya mempertimbangkan setiap aspek dari proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang nilai kualitas. Pada umumnya atribut yang dipertimbangkan dalam peng-ukuran kualitas adalah sebagai berikut:
1. Kualitas produk, yang mencakup:
a)  Performansi (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu.
b) Features, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
c)  Keandalan (reliability), berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan produk itu.
d) Serviceability, berkaitan dengan kemudahan dan ongkos perbaikan.
e)  Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
f)   Durability, berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari produk itu.
g)  Estetika (aesthetics), berkaitan dengan desain dan pembungkusan dari produk itu.
h) Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk itu seperti: meningkatkan harga diri, moral, dan lain-lain.
2. Dukungan purna-jual terutama yang berkaitan dengan waktu penyerahan dan bantuan yang diberikan, mencakup beberapa hal berikut:
a)      Kecepatan penyerahan, berkaitan dengan lamanya waktu antara  memesan produk dan waktu penyerahan produk itu.
b)      Konsistensi, berkaitan dengan kemampuan memenuhi jadwal yang dijanjikan.
c)      Tingkat pemenuhan pesanan, berkaitan dengan kelengkapan dari pesanan-pesanan
yang dikirim.
d)     Informasi, berkaitan dengan status pesanan.
e)      Tanggapan dalam keadaan darurat, berkaitan dengan kemampuan menangani
permintaan-permintaan nonstandar yang bersifat tiba-tiba.
f)       Kebijaksanaan pengembalian, berkaitan dengan prosedur menangani barang-
barang rusak yang dikembalikan pelanggan.
3. Interaksiantara karyawan (pekerja) dan pelanggan, mencakup:
a)      Ketepatan waktu, berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap
keperluan-keperluan pelanggan.
b)      Penampilan karyawan, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam ber pakaian.
c)     Kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan-keluhan, berkaitan dengan bantuan
yang diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan.
D. Pengukuran Performansi Kualitas dalam Empat Dimensi

Dalam sistem kualitas modern, kelompok yang harus dipuaskan adalah pelanggan (customer), pemegang saham (shareholder), pekerja (employee),dan masyarakat (community). Dengan demikian pengukuran performansi kualitas dapat dilakukan dalam empat dimensi, seperti ditunjukkan dalam tabel.
 *kelompok Pelanggan, yang dihubungi adalah pelanggan, ukuran-ukuran kucinya yaitu kepuasan pelanggan dan karakteristik output yang diinginkan pelanggan.
*Kelompok Pemegang saham, yang di hubungi adalah pemilik perusahaan dan pemimpin perusahaan, ukuran-ukuran kuncinya: indikator keuangan (biaya, penjualan, Keuntungan, dll) dan sasaran dan tujuan yang didefinifikan manajemen.
*Kelompok Karyawan/pekerja, yang dihubungai adalah karyawan atau pekerja, ukuran-ukuran kuncinya yaitu kepuasan karyawan dan faktor-faktor yang berkontribusi pada kepusan kerja
*Masyarakat, yang di hubungi adalah pemerintah, lembaga pelayanan sosial, kelompok profesional. kelompok media massa, kelopok akademik. ukuran-ukuran kuncinya yaitu kesesuaian pada peraturan-peraturan yang ada dan faktor-faktor yang berdampak pada masyarakat.

MUHAMMAD SAW SEBAGAI ENTERPRENEURSHIP DAN PEMIMPIN BISNIS

MUHAMMAD SAW SEBAGAI ENTERPRENEURSHIP DAN PEMIMPIN BISNIS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin. Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan begitu banyak nikmat sehingga makalah ini bias terselesaikan dengan semestinya.
Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, manusia mulia yang telah membimbing kita umatnya menuju jalan yang benar, jalan yang membawa kepada peradaban islam.
Bisnis dan entrepreneur merupakan hal yang sangat dekat dengan kita, namun terkadang dalam berbisnis tidak memperhatikan bagaimana berbisnis yang sehat, bisnis yang jauh dari riba, dan lain sebagainya.
Hal demikian terjadi lantaran minimnya pemahaman terhadap bisnis islami atau bisnis yang sesuai dengan syariat islam. Selain itu juga karena tidak adanya figure yang dapat dijadikan sebagai sosok teladan dalam hal bisnis ini.
Dalam islam, kita mengenal Rasulullah Muhammad SAW, seorang entrepreneur dan pebisnis yang sangat sukses dizamannya. Tentu dalam meraih kesuksesan itu ada tips atau kunci menuju sukses. Kesuksesan Muhammad dalam berbisnis tidak lain adalah karena kejujuran yang ia miliki sehingga beliau pun mendapat julukan Al-Amiin, yakni orang yang dipercaya. Selain itu, beliau juga sukses dalam hal kepemimpinan yang semua itu tentu tak luput dari pengalaman-pengalaman beliau sejak kecil.
Oleh karena itu, dalam hal berbisnis dan kepemimpinan, sosok yang patut kita jadikan contoh suri tauladan adalah Rasulullah Muhammad SAW dengan meniru bagaimana beliau berdagang dan memimpin.
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULIAN…………………………………………………….……….3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..…….…….3
A.    MASA KECIL MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA………………3
B.     PERJALANAN DAGANG MUHAMMAD SAW…………………..…5
C.    BISNIS SETELAH MENIKAH…………………………….…………..…6
D.    CONTOH PERDAGANGAN OLEH MUHAMMAD SAW…………7
E.     KEKAYAAN MUHAMMAD SAW………………………..……………..8
F.     WAFAT DENGAN PENUH KESEDERHANAAN………………….10
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………11
BAB IV PENUTUP………………………………………….……………..……….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…………………12
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu aspek kehidupan Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau dibidang  bisnis dan interpreneurship. Muhammad lebih dikenal sebagai seorang Rasul, pemmpin masyarakat atau negara, [1]dan pemimpin militer. Padhal kehidupan sebelum menjadi Rasul beliau adalah seorang pengusaha.
Rasulullah mulai merintis karirnya sejak usia 12 tahun dan memulai usaha sendiri sejak usia 17 tahun. Hal ini ia lakukan sampai kira-kira berusia 37 tahun yang dengan demikian beliau berprofesi sebagai pengusaha sekitar 25 tahun sementara masa kerasulan beliau sekitar 23 tahu.
Selain itu, aspek bisnis ini juga luput  dari perhatian banyak orientalis, hal ini disinyalir kurang kontroversial dan kurang menarik sebagai bahan perdebatan teologis. Oeh karena itu, maka dalam makalah ini, pemateri mencoba untuk membahas tentang pribadi Rasulullah SW sebagi seorang bisnismen.
BAB II PEMBAHASAN
A.    MASA KECIL MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA
Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad SAW ini mulai mengemuka seiring dengan munculnya kinsep ekonomi islam. Selain membangun kerangka teori ekonomi islam dan berbagai aspeknya, juga dicari tokoh yang dapat dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumer ekonomi. Muhammad adalah orang yang tepat untuk dijadikan teladan dalam bisnis dan prilaku ekonomi yang baik. Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola bisnis.
Jiwa kewirausahaan beliau tidak terjadi begitu saja, akan tetapi itu merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai sejak kecil. Hal ini sebgaiman yang dikemukakan oleh Collin dan Moores (1964) dan Zaleznik ( 1976) “ the act of interpreneurship is an act patterned after modes of coping with early childhood eksperience” . hal ini juga diperkuat oleh para guru leadership yang sepakat bahwa apa yang terjadi pada tahun-tahu pertama kehidupan akan membuat perbedaan yang berarti dlam periode kehidupan berikutnya.[2]
Mereka berpendpat bahwa pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi keuksesan dan kegagalan seseorang. Selain itu pengalaman masa kecil dapat menimbulkan dorongan dn daya kritis, kemauan mencoba, disiplin dan lain sebagainya yang mana hal itu mampu membantu mengembangkan rasa percya diri serta keinginan untuk berprestasi namun bisa juga sebaliknya.
Sebuah pepatah mengtakan “Many greatmaen started as neswpaper boys”. Manfred Kets de Vries (1995) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kerasnya kehidupan mas kecil menimbulkan dorongan untuk memimpin.
Dalam kontek kajian ini, maka telah kita ketahui bahwa Muhammad memiliki pengalaman yang pahit dengan terlahir sebagai seorang yatim lantaran ayahnya, Abdullah meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Dan menjadi yatim piatu dengan wafatnya Halimah saat baru berusia 6 tahun.
Setelah itu beiau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib yang kemudian diteruskan oleh pamannya abu Thalib. Abu Thalib merupakan keluarga yang sangat sederhna sehingga Muhammad harus membantu keluarga terebut dengan bekerja serabutan kepada penduduk makkah. Hal inilah yang justru menjadi modal psokologis bagi beliau dimasa depan.
Mengembala ternak merupakan pekerjaan umum bari para Nabi dan Rasul, seperti halnya Nabi Musa, Daud, dan Isa AS. Sejarah mencatat bahwa Rasulullah juga pernah menggembala ternak penduduk makkah.
Muhammad SAW pernah mengatakan “ semua nabi pernah menggembala ternak” para sahabat bertanya “ Bagaimana dengan anda ya Rasulullah?” Beliau menjawab “ Allah tidk mengutus seorang nabi melainkan dia itu pernah menggembala ternak” Sahabat kemudian bertanya lagi “Anda sendiri bagaiman ya Rasulullah?”  “aku dulu pernah menggembala kambing penduduk makkah dengan upah beberapa Qirath”.[3]
Hal inilah yang tentunya sangat berpengaruh pada pembentukan jiwa wira usaha yang kemudian beliau tekuni dikemudian hari. Dn latar belang ini jguga yang membuat beliau menjadi pemimpin ideal  dan memiliki rasa peduli yang tinggi  terhadap anak yatim dan orang miskin.
B.     PERJALANAN DAGANG MUHAMMAD SAW
Karis bisnis Muhammad SAW dimuali ketika beliau ikut pamannya berdagang ke Syiria. Saat itu beliau masih berusia 12 tahun. Sejak itulah Muhammad SW melakukan semacam kerja magang (internship) yang sangat berguna pada bisnis nya sendiri.
Menjelng dewasa, beliau memutuskan untuk memilih sektor perdagangan sebagai karirnya. Hal ini juga dikarenakan kesadaran beliau akan keluarga pamannya yang sederhana, banyak memiliki beban keluarga dan yang lebih besar alagi adalah karena suku Qurays adalah keluarga pedaagang pada umumnya sehingga harapannya beliaupun menjadai pedagang.[4]
Awalnya beliau berdahang kecil-kecilan di kota makkah. Beliau membeli barang dipasar kemudian dijual kembali kepada orang lain yang sampai akhirnya beliau menerima modal dari para investor dan para janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan bisnis mereka sendiri. Mereka menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerjasama Mudharabah.
Dalam menjalankan bisnisnya, beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya yang akhirtnya membuat penduduk makkah mengenal beliau dengan julukan Al-Amiin. Hal itu juga yang kemudian menarik perhatian para pemilik modal yang salah satunya adalah Khadijah binti Khuwalid yang menawartkan kemitraan dengan dasar Mudharabah.
Wilayah perdagangan beliau meliputi Yaman, Syiria, Busra, Iraq, Yordnia, Bahrin, dn kot-kot perdgangan di jazirah Arab lainnya. Sebuak riwayat mengatakan bahwa sebelim menikah dengan Khadijah, beliau sudah menjadi manajer perdgangan Khadijah ke pusat perdagangan Habashah di Yaman. Muhammad juga 4 kali memimpin ekspedisi  perdagangn untuk Khadijah ke Syiria dan Jorash di Yordania.[5] Jerash atau Jorash merupakan kota tua peninggala Romawi.
Selain itu, beliau juga tercatat pernah menjejakkan kaki ke bahrain, sebelah timur semenanjung arab. Dengan demikian di usia muda Muhammad SAW sudah menjadi pedagang reginal karena dareah perdagangannya meliputi hampr seluruh jazirah arab.
C.    BISNIS SETELAH MENIKAH
Azalurrahman (200) dalam bukunya Muhammad as  Trader menctt bahwa setelah menukah muhammad SAW tetap melangsungkan usaha perdagangannya seperti biasa. Namun sekarang beliau bertindak sebagai manajer sekaligus mitra dalam usaha istrinya. Untuk menjalankan usaha dagangnya tersebut, Muhammad SAW melakuan perjalanan bisnis ke berbagai pusat perdagangan diseluruh penjuru negerinya dn negeri-negeri tetangga.[6]
Setelh menikh, Muhammad masih terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan penduduk makkah lainnya. Tiga dari perdagangan beliau yang sempat diberitakan adalah perjalanan dagang ke Yaman, Najd, dan Najran. Disamping melakukan perjalanan dagang ke kota-kota lain, beiau terlibat dala urusan dagang selama musim haji, misalnya dipasar Ukaz dan Dzul Majaz.
PL Q
D.    CONTOH PERDAGANGAN OLEH MUHAMMAD SAW
Dianatar contoh transaksi penjualan yang dilakuka Muhammad SAW adalah menjual dengan cara lelang.[7] Anas meriwayatkan bahwa Muhammad SAW pernah menawarkan selembar kain pelana dan bejana untuk minum seraya mengatakan “ siapa yang ingin membeli kain pelana dan bejana air minum ini?. Seseorang menawarnya dengan harga satu dirham. Kemudian beliau menyatakan adakah yang akan membayar lebih mahal. Seoranmg laki-laki lain menawar dengan harga dua dirham.beliau kemudian menjual kepada orang ini seharga dua dirham.[8]
Selain itu, ketika melakukan transaksi pembelian, kadangkala Muhammad SAW menggunakan sistem kredit. Sebagai tanda terimakasihnya, Muhammad SAW sering kali membayar hutangnya melebihi harga yang diperoleh. Bahka seliau sangat menganjurkan kepada para sahabatnya dengan catatan ntidak ada perjanjian didepan.
E.     KEKAYAAN MUHAMMAD SAW
Muhammad SAW mempunyai keunikan tersendiri mengenai kekayaan. Pada kondisi-kondisi tertentu beliau menjadi orang kaya dan pada kondisi-kondisi tertentu beliau mnejadi orang miskin. Pada saat tertentu beliau juga berada pada posisi antara eduanya.  Hal ini tidak terlepa dari figur teladan ytang baik bagi semua lapisan masyarakat.  Beliau menjadi orang kaya agar orang kaya yang lain bisa emencotoh bagaimana mberinteraksi dengan harta, seperti dari mana didapat, disyukuri dan dibelanjakan dijalan yang baik. Beliau menjadi orang miskin agar menjadi contoh bagi mereka yang kekurangan, seperti bagaimana cara bersabar, dan menjaga kehormatan dari kemiskinan serta bagaimana cara keluar dari jeratan kemiskinan. Begtu pula saat beliau berada dianatar keduanya.[9]
LP Q X4 2
Tidak ada catatan yang lengkap tentang berapa kekayaan Muhamad SAW baik ketika belum menjadi rasul ataupun setelah menjadi rasul. Dianatar inormasi kekayaan Muhammad sebelum menjadi Rasul adalah pada saat beliau menikah dengan Khadijah yaitu dengan membayar mahar 20 ekor unta. Dalam riwayat lain disebutan dengan ditambah 12 uqiyah (ons) emas. Suatu jumlah yang sangat besar bila di kalkulasi dengan mata uang sekarang.
Demikian juga tidak banya catatan yang ditemukan  tentang apa yang terjadi terhadap harta kekayaan Muhammad setelah menjadi seorang Rasul. Muhammad lebih sibuk berdakwah daripada mengurusi perdagangan. Muhammad SAW lebih banyak menggunakan harta kekayaannya dijalan Allah seperti untuk menyantuni anak yatim, fakir miskin serta proyek sosial lainnya.
Ali Syu’aibi (2004) membagi kekayaan Muhammad menjadi tiga macam[10]. Pertama, harta yang dijadka sebagai Fai’ untuk Rasul-Nya dan kaum muslimin, tanpa harus melewati pertempuran. Harta ini seperti yang didapat dari bani Nazhir, Suku yahudi yang mengingkari pakta perjanjian. Mereka memohon jamianan keselamatan mereka untuk meninggalkan madinah kepada Rasulullah SAW dengan memberikan  harta benda dn hasil bumi mereka.
Kedua, Al-Syai’ yaitu yang dipilih Rasulullah SW sebagai harta ghanimah sebelum dibagikan.  Ketiga, al-sham yaitu beberapa bagian diluar seoperlima yang merupakan hak Rasul.
Kekayaan lainnya adalah yang dikenal dengan tanah Fadak.[11] Tanah tersebut menjadi milik Muhammad SAW bukan dari peperangan melainkan karena diserahkan oleh kaum Yahudi Fadak.[12] Muhammad juga pernah dikabarkan menerima 90.000 dirham lalu uang itu dibagi-bagikan sampai habis.
Sekembalinya dari perang hunain, beliau juga disodori uang rampasan hasil perang yang kemudian beluiau bagi-bagikan sampai habis.  Disamping itu, sebagian harta yang dimiliki Muhammad SAW adalah hasil dari hadiah yang diberikan oleh sahabat ataupun para pembesar atau penguasa yang menjalin hubungan diplomatik dengan bel;iau. Misalnya, hadiah dari Muqaiqis, penguasa mesir yang menghadiahinya dua orang hamba sahaya perempuan, seorang hamba laki-laki, beberapa pakaian terdiri dari 20 potong bju pembesar meir dn umamah (kain penutup kepala laki-laki). Rasulullah juga diberi hadia berupa keledai dan kuda. Dari hadiah itu Muhammad memberi hatib bin Abi Balta 100 dinar dan 5 potong baju.[13]
Al-Haris bi Abi Syamr Al-Ghasani juga pernah memberi hadiah 100 gram emas dan sejumlah pakaian. Begitu juga beliau pernah memberikan hadiah kepada penguasa seperti gubernur kisro di Yaman berupa emas dan perak.
F.     WAFAT DENGAN PENUH KESEDERHANAAN
Menjelang wafatnya, harta yang dimiliki Muhammad semakin habis. Sepertinya Muhammad beruasaha agar ketika wafat beliau tidk lagi memiliki harta dan hutang.
Husain Haika ( 2002) mengisahlkan bahwa dihari-hari sakit yang membawakepada wafatnya, Muhammad memiliki tujuh dinar. Karena khawatir ketika meninggal harta itu masih ada ditangannya, maka dimintanya agar unag itu disedekahkan. Namun karena kesibukan keluarga mengurusinya sehingga lupa untuk melaksanakan perintah itu.
Di hari Ahad sebelum hari wafatnya (senin) beliau sadar kembali dri pingsannya dan bertanya kepada mereka “ ap yang kamu nlakukan dengan dinar itu?” Aiyah menjawab bahwa dinar itu masih ada ditangannya. Kemudian dimintanya agar uang itu dibawakan dan ketika uang itu ditanganya, beliau berkata “Bagaimana jawab Muhammad kepada Tuhan, sekiranya ia menghadap-Nyasedng ini masih di tangannya? Kemudian semua aung itu disedekahkan kepada fakir miskin di kalangan orang muslim.[14]
Salah satu bukti bahwa Muhammad SW wafat dengan tidak memiliki harta adalah ketika Fatimah meminta kepada Abu Bakar tanah peninggalan beliau di adak dan di Khaibar agar diberikan kepadanya namun Abu Bakar menjaab dengan kata-kata yang sama dengan yang disampaikan Muhammad “ Kami para nabi tidak mewariskan. Apa yang kami tinggalkan buat sedekah”.
Dengan demikian, Muhammad SW meninggal dunia dengan tidak meninggalkan kekayaan duniawi kepada iapapun. Ia pergi melepaskan dunia seperti ketika ia datang. Sebagai peninggalan, ia mewariskan Al-Quran dan Sunnahnya untuk dijadikan pedoman oleh umatnya.
BAB III KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, maka pemateri menarik kesimpulan bahwa pengalaman masa kecil sangat berpengaruh pada kehidupan masa depannya. Sebagaimana Muhammad yang sejak lahir sudah menjadi yatim, hidup serba kekurangan, mengembala kambing yang semua itu sangat berpengaruh pada kehidupan kedepannya. Pengalaman berdagang menjadikannya seorang pedagang sukses, pengalaman mengembala menjadikannya orang yang sukses dalam memimpin.
Sebuah perjalanan panjang beliau lalui, berdagang dari suatu tempat ke tempat lain, kejujuran yang ia miliki juga yang membuat karirnya melonjak dengan cepat dan seiring dengan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, hartanya beliau belanjakan dijalan Allah dengan menyantuni anak yatim, fakir miskin dan sosial lainnya.
Dan diakhir hayatnya, beliau kembali seperti sebagaimana saat beliau lahir, yakni tidk membawa harta. Kepergian beliau tidak meninggalkan harta benda melainkan meninggalkan dua hal yang harus kita jadikan sebagai pedoman dalam meniti kehidupan yaiti Al-Quran dan Sunnahnya.
BAB IV PENUTUP
Demikian makalah ini dibuat, tentu dalam pembuatan makalah ini masih banya kekurangan sehingga pemateri berlapang dada untuk menerima kriotikan dan saran demi tercapainya kesempurnaan. Semoga bermanfaat