MUHAMMAD SAW SEBAGAI ENTERPRENEURSHIP DAN PEMIMPIN BISNIS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin. Segala Puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan begitu banyak nikmat sehingga makalah ini bias terselesaikan dengan semestinya.
Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, manusia mulia yang telah membimbing kita umatnya menuju jalan yang benar, jalan yang membawa kepada peradaban islam.
Bisnis dan entrepreneur merupakan hal yang sangat dekat dengan kita, namun terkadang dalam berbisnis tidak memperhatikan bagaimana berbisnis yang sehat, bisnis yang jauh dari riba, dan lain sebagainya.
Hal demikian terjadi lantaran minimnya pemahaman terhadap bisnis islami atau bisnis yang sesuai dengan syariat islam. Selain itu juga karena tidak adanya figure yang dapat dijadikan sebagai sosok teladan dalam hal bisnis ini.
Dalam islam, kita mengenal Rasulullah Muhammad SAW, seorang entrepreneur dan pebisnis yang sangat sukses dizamannya. Tentu dalam meraih kesuksesan itu ada tips atau kunci menuju sukses. Kesuksesan Muhammad dalam berbisnis tidak lain adalah karena kejujuran yang ia miliki sehingga beliau pun mendapat julukan Al-Amiin, yakni orang yang dipercaya. Selain itu, beliau juga sukses dalam hal kepemimpinan yang semua itu tentu tak luput dari pengalaman-pengalaman beliau sejak kecil.
Oleh karena itu, dalam hal berbisnis dan kepemimpinan, sosok yang patut kita jadikan contoh suri tauladan adalah Rasulullah Muhammad SAW dengan meniru bagaimana beliau berdagang dan memimpin.
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULIAN…………………………………………………….……….3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..…….…….3
A. MASA KECIL MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA………………3
B. PERJALANAN DAGANG MUHAMMAD SAW…………………..…5
C. BISNIS SETELAH MENIKAH…………………………….…………..…6
D. CONTOH PERDAGANGAN OLEH MUHAMMAD SAW…………7
E. KEKAYAAN MUHAMMAD SAW………………………..……………..8
F. WAFAT DENGAN PENUH KESEDERHANAAN………………….10
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………11
BAB IV PENUTUP………………………………………….……………..……….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…………………12
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu aspek kehidupan Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau dibidang bisnis dan interpreneurship. Muhammad lebih dikenal sebagai seorang Rasul, pemmpin masyarakat atau negara, [1]dan pemimpin militer. Padhal kehidupan sebelum menjadi Rasul beliau adalah seorang pengusaha.
Rasulullah mulai merintis karirnya sejak usia 12 tahun dan memulai usaha sendiri sejak usia 17 tahun. Hal ini ia lakukan sampai kira-kira berusia 37 tahun yang dengan demikian beliau berprofesi sebagai pengusaha sekitar 25 tahun sementara masa kerasulan beliau sekitar 23 tahu.
Selain itu, aspek bisnis ini juga luput dari perhatian banyak orientalis, hal ini disinyalir kurang kontroversial dan kurang menarik sebagai bahan perdebatan teologis. Oeh karena itu, maka dalam makalah ini, pemateri mencoba untuk membahas tentang pribadi Rasulullah SW sebagi seorang bisnismen.
BAB II PEMBAHASAN
A. MASA KECIL MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA
Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad SAW ini mulai mengemuka seiring dengan munculnya kinsep ekonomi islam. Selain membangun kerangka teori ekonomi islam dan berbagai aspeknya, juga dicari tokoh yang dapat dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumer ekonomi. Muhammad adalah orang yang tepat untuk dijadikan teladan dalam bisnis dan prilaku ekonomi yang baik. Beliau tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola bisnis.
Jiwa kewirausahaan beliau tidak terjadi begitu saja, akan tetapi itu merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai sejak kecil. Hal ini sebgaiman yang dikemukakan oleh Collin dan Moores (1964) dan Zaleznik ( 1976) “ the act of interpreneurship is an act patterned after modes of coping with early childhood eksperience” . hal ini juga diperkuat oleh para guru leadership yang sepakat bahwa apa yang terjadi pada tahun-tahu pertama kehidupan akan membuat perbedaan yang berarti dlam periode kehidupan berikutnya.[2]
Mereka berpendpat bahwa pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi keuksesan dan kegagalan seseorang. Selain itu pengalaman masa kecil dapat menimbulkan dorongan dn daya kritis, kemauan mencoba, disiplin dan lain sebagainya yang mana hal itu mampu membantu mengembangkan rasa percya diri serta keinginan untuk berprestasi namun bisa juga sebaliknya.
Sebuah pepatah mengtakan “Many greatmaen started as neswpaper boys”. Manfred Kets de Vries (1995) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kerasnya kehidupan mas kecil menimbulkan dorongan untuk memimpin.
Dalam kontek kajian ini, maka telah kita ketahui bahwa Muhammad memiliki pengalaman yang pahit dengan terlahir sebagai seorang yatim lantaran ayahnya, Abdullah meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Dan menjadi yatim piatu dengan wafatnya Halimah saat baru berusia 6 tahun.
Setelah itu beiau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib yang kemudian diteruskan oleh pamannya abu Thalib. Abu Thalib merupakan keluarga yang sangat sederhna sehingga Muhammad harus membantu keluarga terebut dengan bekerja serabutan kepada penduduk makkah. Hal inilah yang justru menjadi modal psokologis bagi beliau dimasa depan.
Mengembala ternak merupakan pekerjaan umum bari para Nabi dan Rasul, seperti halnya Nabi Musa, Daud, dan Isa AS. Sejarah mencatat bahwa Rasulullah juga pernah menggembala ternak penduduk makkah.
Muhammad SAW pernah mengatakan “ semua nabi pernah menggembala ternak” para sahabat bertanya “ Bagaimana dengan anda ya Rasulullah?” Beliau menjawab “ Allah tidk mengutus seorang nabi melainkan dia itu pernah menggembala ternak” Sahabat kemudian bertanya lagi “Anda sendiri bagaiman ya Rasulullah?” “aku dulu pernah menggembala kambing penduduk makkah dengan upah beberapa Qirath”.[3]
Hal inilah yang tentunya sangat berpengaruh pada pembentukan jiwa wira usaha yang kemudian beliau tekuni dikemudian hari. Dn latar belang ini jguga yang membuat beliau menjadi pemimpin ideal dan memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap anak yatim dan orang miskin.
B. PERJALANAN DAGANG MUHAMMAD SAW
Karis bisnis Muhammad SAW dimuali ketika beliau ikut pamannya berdagang ke Syiria. Saat itu beliau masih berusia 12 tahun. Sejak itulah Muhammad SW melakukan semacam kerja magang (internship) yang sangat berguna pada bisnis nya sendiri.
Menjelng dewasa, beliau memutuskan untuk memilih sektor perdagangan sebagai karirnya. Hal ini juga dikarenakan kesadaran beliau akan keluarga pamannya yang sederhana, banyak memiliki beban keluarga dan yang lebih besar alagi adalah karena suku Qurays adalah keluarga pedaagang pada umumnya sehingga harapannya beliaupun menjadai pedagang.[4]
Awalnya beliau berdahang kecil-kecilan di kota makkah. Beliau membeli barang dipasar kemudian dijual kembali kepada orang lain yang sampai akhirnya beliau menerima modal dari para investor dan para janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan bisnis mereka sendiri. Mereka menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerjasama Mudharabah.
Dalam menjalankan bisnisnya, beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya yang akhirtnya membuat penduduk makkah mengenal beliau dengan julukan Al-Amiin. Hal itu juga yang kemudian menarik perhatian para pemilik modal yang salah satunya adalah Khadijah binti Khuwalid yang menawartkan kemitraan dengan dasar Mudharabah.
Wilayah perdagangan beliau meliputi Yaman, Syiria, Busra, Iraq, Yordnia, Bahrin, dn kot-kot perdgangan di jazirah Arab lainnya. Sebuak riwayat mengatakan bahwa sebelim menikah dengan Khadijah, beliau sudah menjadi manajer perdgangan Khadijah ke pusat perdagangan Habashah di Yaman. Muhammad juga 4 kali memimpin ekspedisi perdagangn untuk Khadijah ke Syiria dan Jorash di Yordania.[5] Jerash atau Jorash merupakan kota tua peninggala Romawi.
Selain itu, beliau juga tercatat pernah menjejakkan kaki ke bahrain, sebelah timur semenanjung arab. Dengan demikian di usia muda Muhammad SAW sudah menjadi pedagang reginal karena dareah perdagangannya meliputi hampr seluruh jazirah arab.
C. BISNIS SETELAH MENIKAH
Azalurrahman (200) dalam bukunya Muhammad as Trader menctt bahwa setelah menukah muhammad SAW tetap melangsungkan usaha perdagangannya seperti biasa. Namun sekarang beliau bertindak sebagai manajer sekaligus mitra dalam usaha istrinya. Untuk menjalankan usaha dagangnya tersebut, Muhammad SAW melakuan perjalanan bisnis ke berbagai pusat perdagangan diseluruh penjuru negerinya dn negeri-negeri tetangga.[6]
Setelh menikh, Muhammad masih terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan penduduk makkah lainnya. Tiga dari perdagangan beliau yang sempat diberitakan adalah perjalanan dagang ke Yaman, Najd, dan Najran. Disamping melakukan perjalanan dagang ke kota-kota lain, beiau terlibat dala urusan dagang selama musim haji, misalnya dipasar Ukaz dan Dzul Majaz.
D. CONTOH PERDAGANGAN OLEH MUHAMMAD SAW
Dianatar contoh transaksi penjualan yang dilakuka Muhammad SAW adalah menjual dengan cara lelang.[7] Anas meriwayatkan bahwa Muhammad SAW pernah menawarkan selembar kain pelana dan bejana untuk minum seraya mengatakan “ siapa yang ingin membeli kain pelana dan bejana air minum ini?. Seseorang menawarnya dengan harga satu dirham. Kemudian beliau menyatakan adakah yang akan membayar lebih mahal. Seoranmg laki-laki lain menawar dengan harga dua dirham.beliau kemudian menjual kepada orang ini seharga dua dirham.[8]
Selain itu, ketika melakukan transaksi pembelian, kadangkala Muhammad SAW menggunakan sistem kredit. Sebagai tanda terimakasihnya, Muhammad SAW sering kali membayar hutangnya melebihi harga yang diperoleh. Bahka seliau sangat menganjurkan kepada para sahabatnya dengan catatan ntidak ada perjanjian didepan.
E. KEKAYAAN MUHAMMAD SAW
Muhammad SAW mempunyai keunikan tersendiri mengenai kekayaan. Pada kondisi-kondisi tertentu beliau menjadi orang kaya dan pada kondisi-kondisi tertentu beliau mnejadi orang miskin. Pada saat tertentu beliau juga berada pada posisi antara eduanya. Hal ini tidak terlepa dari figur teladan ytang baik bagi semua lapisan masyarakat. Beliau menjadi orang kaya agar orang kaya yang lain bisa emencotoh bagaimana mberinteraksi dengan harta, seperti dari mana didapat, disyukuri dan dibelanjakan dijalan yang baik. Beliau menjadi orang miskin agar menjadi contoh bagi mereka yang kekurangan, seperti bagaimana cara bersabar, dan menjaga kehormatan dari kemiskinan serta bagaimana cara keluar dari jeratan kemiskinan. Begtu pula saat beliau berada dianatar keduanya.[9]
Tidak ada catatan yang lengkap tentang berapa kekayaan Muhamad SAW baik ketika belum menjadi rasul ataupun setelah menjadi rasul. Dianatar inormasi kekayaan Muhammad sebelum menjadi Rasul adalah pada saat beliau menikah dengan Khadijah yaitu dengan membayar mahar 20 ekor unta. Dalam riwayat lain disebutan dengan ditambah 12 uqiyah (ons) emas. Suatu jumlah yang sangat besar bila di kalkulasi dengan mata uang sekarang.
Demikian juga tidak banya catatan yang ditemukan tentang apa yang terjadi terhadap harta kekayaan Muhammad setelah menjadi seorang Rasul. Muhammad lebih sibuk berdakwah daripada mengurusi perdagangan. Muhammad SAW lebih banyak menggunakan harta kekayaannya dijalan Allah seperti untuk menyantuni anak yatim, fakir miskin serta proyek sosial lainnya.
Ali Syu’aibi (2004) membagi kekayaan Muhammad menjadi tiga macam[10]. Pertama, harta yang dijadka sebagai Fai’ untuk Rasul-Nya dan kaum muslimin, tanpa harus melewati pertempuran. Harta ini seperti yang didapat dari bani Nazhir, Suku yahudi yang mengingkari pakta perjanjian. Mereka memohon jamianan keselamatan mereka untuk meninggalkan madinah kepada Rasulullah SAW dengan memberikan harta benda dn hasil bumi mereka.
Kedua, Al-Syai’ yaitu yang dipilih Rasulullah SW sebagai harta ghanimah sebelum dibagikan. Ketiga, al-sham yaitu beberapa bagian diluar seoperlima yang merupakan hak Rasul.
Kekayaan lainnya adalah yang dikenal dengan tanah Fadak.[11] Tanah tersebut menjadi milik Muhammad SAW bukan dari peperangan melainkan karena diserahkan oleh kaum Yahudi Fadak.[12] Muhammad juga pernah dikabarkan menerima 90.000 dirham lalu uang itu dibagi-bagikan sampai habis.
Sekembalinya dari perang hunain, beliau juga disodori uang rampasan hasil perang yang kemudian beluiau bagi-bagikan sampai habis. Disamping itu, sebagian harta yang dimiliki Muhammad SAW adalah hasil dari hadiah yang diberikan oleh sahabat ataupun para pembesar atau penguasa yang menjalin hubungan diplomatik dengan bel;iau. Misalnya, hadiah dari Muqaiqis, penguasa mesir yang menghadiahinya dua orang hamba sahaya perempuan, seorang hamba laki-laki, beberapa pakaian terdiri dari 20 potong bju pembesar meir dn umamah (kain penutup kepala laki-laki). Rasulullah juga diberi hadia berupa keledai dan kuda. Dari hadiah itu Muhammad memberi hatib bin Abi Balta 100 dinar dan 5 potong baju.[13]
Al-Haris bi Abi Syamr Al-Ghasani juga pernah memberi hadiah 100 gram emas dan sejumlah pakaian. Begitu juga beliau pernah memberikan hadiah kepada penguasa seperti gubernur kisro di Yaman berupa emas dan perak.
F. WAFAT DENGAN PENUH KESEDERHANAAN
Menjelang wafatnya, harta yang dimiliki Muhammad semakin habis. Sepertinya Muhammad beruasaha agar ketika wafat beliau tidk lagi memiliki harta dan hutang.
Husain Haika ( 2002) mengisahlkan bahwa dihari-hari sakit yang membawakepada wafatnya, Muhammad memiliki tujuh dinar. Karena khawatir ketika meninggal harta itu masih ada ditangannya, maka dimintanya agar unag itu disedekahkan. Namun karena kesibukan keluarga mengurusinya sehingga lupa untuk melaksanakan perintah itu.
Di hari Ahad sebelum hari wafatnya (senin) beliau sadar kembali dri pingsannya dan bertanya kepada mereka “ ap yang kamu nlakukan dengan dinar itu?” Aiyah menjawab bahwa dinar itu masih ada ditangannya. Kemudian dimintanya agar uang itu dibawakan dan ketika uang itu ditanganya, beliau berkata “Bagaimana jawab Muhammad kepada Tuhan, sekiranya ia menghadap-Nyasedng ini masih di tangannya? Kemudian semua aung itu disedekahkan kepada fakir miskin di kalangan orang muslim.[14]
Salah satu bukti bahwa Muhammad SW wafat dengan tidak memiliki harta adalah ketika Fatimah meminta kepada Abu Bakar tanah peninggalan beliau di adak dan di Khaibar agar diberikan kepadanya namun Abu Bakar menjaab dengan kata-kata yang sama dengan yang disampaikan Muhammad “ Kami para nabi tidak mewariskan. Apa yang kami tinggalkan buat sedekah”.
Dengan demikian, Muhammad SW meninggal dunia dengan tidak meninggalkan kekayaan duniawi kepada iapapun. Ia pergi melepaskan dunia seperti ketika ia datang. Sebagai peninggalan, ia mewariskan Al-Quran dan Sunnahnya untuk dijadikan pedoman oleh umatnya.
BAB III KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, maka pemateri menarik kesimpulan bahwa pengalaman masa kecil sangat berpengaruh pada kehidupan masa depannya. Sebagaimana Muhammad yang sejak lahir sudah menjadi yatim, hidup serba kekurangan, mengembala kambing yang semua itu sangat berpengaruh pada kehidupan kedepannya. Pengalaman berdagang menjadikannya seorang pedagang sukses, pengalaman mengembala menjadikannya orang yang sukses dalam memimpin.
Sebuah perjalanan panjang beliau lalui, berdagang dari suatu tempat ke tempat lain, kejujuran yang ia miliki juga yang membuat karirnya melonjak dengan cepat dan seiring dengan tugasnya sebagai Nabi dan Rasul, hartanya beliau belanjakan dijalan Allah dengan menyantuni anak yatim, fakir miskin dan sosial lainnya.
Dan diakhir hayatnya, beliau kembali seperti sebagaimana saat beliau lahir, yakni tidk membawa harta. Kepergian beliau tidak meninggalkan harta benda melainkan meninggalkan dua hal yang harus kita jadikan sebagai pedoman dalam meniti kehidupan yaiti Al-Quran dan Sunnahnya.
BAB IV PENUTUP
Demikian makalah ini dibuat, tentu dalam pembuatan makalah ini masih banya kekurangan sehingga pemateri berlapang dada untuk menerima kriotikan dan saran demi tercapainya kesempurnaan. Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar