Jadilah pemimpin yang mampu mengelola rezeki dari Allah
Keluarga yang kita pimpin, organisasi yang kita pimpin, perusahaan yang kita pimpin, maupun negeri yang kita pimpin patut dikelola dengan rasa syukur. Rasa syukur atas limpahan rezeki yang telah Allah anugerahkan kepada perkumpulan kita. Janganlah perkumpulan kita yang tentram dengan limpahan rezeki-Nya dibuat menjadi penuh ketakutan dan kelaparan karena anggota perkumpulan mengingkari nikmat-nikmat yang telah Allah berikan dan tak mensyukuri-Nya. Sebagai pemimpin yang telah diberikan Allah rezeki kelebihan derajat dari yang lain, kita harus mampu memimpin perjuangan menuju kepada keselamatan dan keberuntungan-Nya. Berdayakanlah kepemimpinan kita menjadi kepemimpinan yang mengajak kepada jalan yang terang yakni jalan yang telah ditunjuki Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7) Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS Al Araaf:10) Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya). (QS An Nahl:55) Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS Al Nahl:112) Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Anam;165)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar