Minggu, 02 Februari 2014

CIPUTRA : PATAHKAN KEMELARATAN DENGAN ENTREPRENEUR

Ciputra : Patahkan Kemelaratan Dengan Entrepreneur

CIPUTRA : PATAHKAN KEMELARATAN DENGAN ENTREPRENEUR

Salah satu tokoh entrepreneur yang bisa kita teladani adalah Ir. Ciputra. Tekad kuat yang dimilikinya hendaknya senantiasa di teladani oleh generasi kita saat ini. Ir. Ciputra Lahir di Parigi pada tanggal 24 Agustus 1931 dan dibesarkan di sebuah desa bernama Bumbulan. Bumbulan terletak 150 km dari kota Gorontalo.
Semasa kanak-kanak, keluarga Ir. Ciputra memiliki rumah sekaligus toko kelontong. Kehidupan masa kecil beliau adalah kehidupan seorang anak desa yang bahagia sampai terjadi sebuah tragedi di tengah keluarga beliau.
Ketika beliau berusia 12 tahun, sang ayah tercinta ditangkap dan dipenjarakan tentara penjajah dengan sebuah tuduhan palsu menjadi mata-mata Belanda. Tidak lama kemudian sang ayah wafat di dalam penjara, di Manado. Ir. Ciputra bukan hanya kehilangan sang ayah, toko kelontong yang dimiliki keluarga nya juga ditutup oleh Jepang. Kemudian, beliau dengan keluarganya pindah ke desa kecil Pepaya, 7 km dari Bumbulan. Beliau jadi anak yatim, keluarga beliau berubah menjadi miskin. Bahkan, sampai hari ini, beliau tidak tahu di mana makam sang ayah.
 “Kemelaratan bisa dipatahkan dengan menggunakan kecakapan kewirausahaan atau entrepreneurship. Kesejahteraan akan tercipta apabila kita sanggup mengubah‘kotoran’ dan ‘rongsokan’ menjadi emas. Inilah intisari kecakapan entrepreneurship. Hidup saya saat ini membuktikan itu”
Pada masa di SD beliau biasa berjalan kaki ke sekolah yang jaraknya 7 km. Pulang pergi menjadi 14 km. Pagi-pagi benar, sebelum berangkat ke sekolah beliau harus mengatur makanan bagi semua ternaknya. Beliau mengalami banyak kesulitan dan hambatan namun itu bukan menjadi alasan untuk tidak berprestasi. Kepahitan masa kecil telah menimbulkan tekad dan keputusan penting yaitu memiliki cita-cita bersekolah di Pulau Jawa demi hari depan yang lebih baik, bebas dari kemiskinan dan kemelaratan.
Dalam bukunya Quantum LeapIr. Ciputra mengungkapkan bahwa, “Kemelaratan bisa dipatahkan dengan menggunakan kecakapan kewirausahaan atau entrepreneurship. Kesejahteraan akan tercipta apabila kita sanggup mengubah ‘kotoran’ dan ‘rongsokan’ menjadi emas. Inilah intisari kecakapan entrepreneurship. Hidup saya saat ini membuktikan itu”
Hari ini, kita jelas bisa menyaksikan  buktinya. Lulusan ITB ini mengembangkan banyak kawasan baru di beberapa wilayah. Banyak kawasan elit yang dibangunnya berasal dari kawasan kumuh dan kotor. Ia pernah mengubah kawasan ancol yang kumuh menjadi salah satu dari 5 kawasan wisata terbesar di dunia. Dengan jumlah pengunjung mencapai 13 juta per tahun, dan hanya kalah oleh Disneyland danDisney World. Ia juga telah mengubah kawasan kumuh di Jakarta dan Surabaya menjadi hunian elit.
Setidaknya ia telah membangun lebih dari 100.000 rumah, memegang 100 proyek besar seperti gedung perkantoran, mall, rumah sakit, hotel dengan total membangun 14.000 ruang kerja.
Dan sekarang pertanyaan kita sekarang adalah masihkah kita mengeluh dengan keadaan kita dengan berbagai kekuarang yang kita miliki sekarang? Mampukah kita, generasi saat ini, menyamai atau melampaui pencapaian beliau? Mari buktikan dengan Action kita! Terus semangat menjadi pengusaha sukses kawan!
*tulisan ini merupakan salah satu bagian dari review buku “No Excuse!” karangan Isa Alamsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar